Bladsye

Sondag 27 Oktober 2013

ASUMSI-ASUMSI KOMUNIKASI ANTARBUDAYA



Sesuatu dikatakan teori, jika dapat diterapkan dalam situasi / lingkungan tertentu. Dan situasi dimana teori dapat diterapkan disebut asumsi. Ada enam asumsi untuk dapat memahami kajian komunikasi antarbudaya, yaitu:
1.      Perbedaan persepsi antara komunikator dan komunikan. Komunikasi antarbudaya dapat berjalan baik, jika dua belah pihak mengakui dan menerima perbedaan budaya yang terjadi
2.      Komunikasi mengandung isi dan relasi. Setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat berbeda penafsiran karena kedekatan atau jabatan.
3.      Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi
4.      Tujuan komunikasi antarbudaya: mengurangi tingkat ketidakpastian/ kebingungan dalam memulai komunikasi dengan orang lain.
5.      Komunikasi berpusat pada kebudayaan. Menurut Edward T Hall, dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran simbol komunikasi. Dan hanya dengan komunikasi, pertukaran simbol dapat dilakukan.
6.      Tujuan komunikasi antarbudaya:
a.       efektifitas antarbudaya → fungsional, berhasil menghadapi dan memahami situasi yang baru
→ disfungsional, menampilkan self oriented yang berlebihan (menjadi sombong dan membosankan).
Persepsi memiliki peranan dalam komunikasi antarbudaya. Ada tiga aspek dalam prosesnya, yaitu:
Struktur ; Id, Ego, dan Super Ego
b.      Stabilitas. Bagaimana persepsi yang diperoleh diolah dalam otak untuk dipahami
c.       Makna. Setelah diproses, maka diri dapat mengetahui arti / makna dari persepsi itu sendiri.
Dimensi persepsi ada dua, yaitu:
·         Fisik. Merupakan permulaan, di mana diri dapat mempresepsikan apa yang dilihat pertama kali.
Contoh: Meja. Kita mengetahui bahwa bentuk dari sesuatu yang dilihat dinamakan meja, karena persepsi benda berbentuk persegi, berkaki empat, dan biasanya berbahan kayu telah kita dapatkan secara turun-temurun.
·         Psikologi. Merupakan proses, di mana dimensi fisik yang didapat diolah ke dalam otak. Seperti contoh di atas, persepsi tentang sesuatu berbentuk persegi, berkaki empat, dan biasanya berbahan kayu dipahami sebagai meja.
Maka dari itu tujuan mempelajari tentang asumsi-asumsi komunikasi antarbudaya adalah agar tidak ada miss communication dan miss understanding antara du belah pihak yang berkomunikasi.

Kebudayaan-Kebudayaan Dalam Suku Bugis
Adat Pernikahan
Dalam sistem perkawinan adat Bugis terdapat perkawinan ideal:
1. Assialang Maola
Ialah perkawinan antara saudara sepupu derajat kesatu, baik dari pihak ayah maupun ibu.
2. Assialanna Memang
Ialah perkawinan antara saudara sepupu derajat kedua, baik dari pihak ayah maupun ibu.
3. Ripaddeppe’ Abelae
Ialah perkawinan antara saudara sepupu derajat ketiga, baik dari pihak ayah maupun ibu atau masih mempunyai hubungan keluarga.
Adapun perkawinan – perkawinan yang dilarang dan dianggap sumbang (salimara’):
1.      perkawinan antara anak dengan ibu / ayah
2.       perkawinan antara saudara sekandung
3.      perkawinan antara menantu dan mertua
4.      perkawinan antara paman / bibi dengan kemenakan
5.      perkawinan antara kakek / nenek dengan cucu
Tahap – tahap dalam perkawinan secara adat:
1. Lettu ( lamaran)
Ialah kunjungan keluarga si laki-laki ke calon mempelai perempuan untuk menyampaikan keinginannya untu melamar calon mempelai perempuan.
2. Mappettuada. (kesepakatan pernikahan)
Ialah kunjungan dari pihak laki-laki ke pihak perempuan untuk membicarakan waktu pernikahan,jenis sunrang atau mas kawin,balanja atau belanja perkawinan penyelanggaran pesta dan sebagainya
3. Madduppa (Mengundang)
Ialah kegiatan yang dilakukan setelah tercapainya kesepakayan antar kedua bilah pihak untuk memberi tahu kepada semua kaum kerabat mengenai perkawinan yang akan dilaksanakan.
4. Mappaccing (Pembersihan)
Ialah ritual yang dilakukan masyarakat bugis (Biasanya hanya dilakukan oleh kaum bangsawan). Ritrual ini dilakukan pada malam sebelum akad nikah di mulai, dengan mengundang para kerabat dekat sesepuh dan orang yang dihormati untuk melaksanakan ritual ini, cara pelaksanaan nya dengan menggunakan daun pacci (daun pacar),kemudian para undangan di persilahkan untuk memberi berkah dan doa restu kepada calon mempelai, konon bertujuan untuk membersihkan dosa calon mempelai, dilanjutkan dengan sungkeman kepada kedua orang tua calon mempelai
Bentuk-bentuk Pemmali dalam suku bugis:
Pemmali Bentuk Perkataan
kata tabu yang merupakan bagian pemmali berbentuk perkataan misalnya balawo atau tikus, buaja atau buaya, guttu atau guntur. Kata-kata tabu seperti di atas jika diucapkan diyakini akan menghadirkan bencana atau kerugian. Misalnya, menyebut kata balawo (tikus) dipercaya masyarakat akan mengakibatkan gagal panen karena serangan hama tikus. Begitu pula menyebut kata buaja atau buaya dapat mengakibatkan Sang Makhluk marah sehingga akan meminta korban manusia.
Untuk menghindari penggunaan kata-kata tabu dalam berkomunikasi, masyarakat Bugis menggunakan eufemisme sebagai padanan kata yang lebih halus. Misalnya, kata punna tanah atau penguasa tanah,digunakan untuk menggantikan kata balawo, punna uwae atau penguasa air digunakan untuk menggantikan kata buaja.
Pemmali dalam bentuk perbuatan atau tindakan
Pemmali bentuk perbuatan atau tindakan merupakan tingkah laku yang dilarang untuk dilakukan guna menghindari datangnya bahaya, karma, atau berkurangnya rezeki.
Beberapa contoh pemmali:
§  Riappemmalianggi anaĆ¢ daraE makkelong ri dapurennge narekko mannasui (Pantangan bagi seorang gadis menyanyi di dapur apabila sedang memasak atau menyiapkan makanan).
§  Deq nawedding anaq daraE matinro lettu tengga esso nasabaq labewi dalleqna (Gadis tidak boleh tidur sampai tengah hari sebab rezeki akan berlalu).
§  Riappemmalianggi matinro esso taue ri sese denapa natabbawa ujuna taumate engkae ri bali bolata (Pantangan orang tidur siang jika jenazah yang ada di tetangga kita belum diberangkatkan ke kuburan).
§  Pemmali mattula bangi tauwe nasabaq macilakai (Pantangan bertopang dagu sebab akan sial).
§  Pemmali lewu moppang ananaE nasabaq magatti mate indoqna (Pemali anak-anak berbaring tengkurap sebab ibunya akan cepat meninggal).
§  Pemmali kalloloe manrewi passampo nasabaq iyaro nasabaq ipancajiwi passampo siri (Pemali bagi remaja laki-laki menggunakan penutup sebagai alat makan sebab ia akan dijadikan penutup malu).
§  Pemmali saleiwi inanre iyarega uwae pella iya puraE ipatala nasabaq mabisai nakenna abalaq (pemali meninggalkan makanan atau minuman yang sudah dihidangkan karena biasa terkena bencana).
pemmali merupakan nilai budaya Bugis yang mutlak untuk terus dipertahankan.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking